SURABAYA – SURYA,Kasus pembunuhan keluarga sendiri yang disusul dengan
aksi bunuh diri oleh si pelaku, menimpa sekeluarga juragan roti di
Surabaya, Kamis (25/9).
Motif pembunuhan dan bunuh diri itu masih diselidiki pihak kepolisian.
Ada dugaan bahwa pelaku tertekan jiwanya akibat kalah dalam permainan
valuta asing (valas).
Buraiyah, 35, seorang pembantu rumah tangga, menjerit histeris ketika
melihat majikannya tewas bermandikan darah, Kamis (25/6) pagi.
Di dalam sebuah kamar tidur seluas 9 m2, majikannya Zanuar Stefanus,
38, tewas mengenaskan. Matanya melotot, mulutnya menganga, dan
tangannya kaku memegang pisau yang masih tertancap di perutnya.
Yang lebih membuat Buraiyah histeris, di sekeliling mayat Zanuar, ada
tiga mayat lain. Ketiga mayat tersebut dikenalinya sebagai Seniwati
alias Sien (istri Zanuar),36; Jonathan Jansen Sutanto, 5; dan
Christopher Kevin Sutanto, 3. Dua nama yang disebut terakhir ini tak
lain adalah anak pasangan Zanuar-Seniwati.
Buraiyah segera menelepon Polsek Gubeng. Tak lama kemudian, rumah
seluas 300 m2 di Jl Ngagel Jaya 82 itu dipenuhi oleh aparat polisi dan
petugas forensik.Dari petugas berpangkat Brigadir hingga Kapolwiltabes
Surabaya Kombes Pol Bambang Suparno pun terlihat turun di lapangan.
Dari olah TKP (tempat kejadian perkara), petugas menyimpulkan ini
adalah peristiwa pembunuhan yang diakhiri dengan aksi bunuh diri oleh
di pelaku, yang diduga kuat Zanuar sendiri.
"Yang dibunuh pertama istrinya, setelah itu anak-anaknya, " ujar AKP
Hartoyo, Kasat Reskrim Polres Surabaya Timur. Alasannya, secara logika
istri pelaku bakal berontak bila tahu anaknya dibunuh lebih dulu.
Diperkirakan, Seniwati sedang tidur di ranjang. Karena melawan saat
coba dibunuh, Seni jatuh ke lantai. Di lantai itu diperkirakan terjadi
pergumulan. Kepala bagian belakang Seni diduga dibacok karena ada luka
bacok sekitar 12 cm.
Di sela-sela itu, Zanuar juga mengarahkan pisau daging ke leher
istrinya. Di dagu ditemukan ada luka sayat. Bahkan di beberapa bagian
leher juga terdapat luka sayat. Karena tenaga Seniwati kalah kuat
dengan suaminya, pisau daging itu akhirnya menggores lehernya hingga
mencapai kedalaman 10 cm.
"Melihat lukanya, istrinya melakukan perlawanan," ujar Kapolwiltabes
Surabaya Kombes Pol Drs Bambang Suparno saat ditemui di TKP.
Melihat istrinya sudah terkapar dan bermandikan darah, Zanuar
mengambil bantal kemudian ditutupkan ke wajah istrinya. Dua anak tak
berdosa yang tengah tidur pulas menjadi gilirannya.
Christopher Kevin Sutanto yang tidur dalam kondisi tengkurap langsung
dibunuh. Melihat luka yang ada, pisau daging yang dipakai menghabisi
anak keduanya itu dari arah kiri ke kanan. Lebar luka sayat itu
mencapai 20 cm dengan kedalaman 10 cm sampai 15 cm.
Saat mati, kedua tangan Kevin mencengkeram bantal yang dipakai tidur.
Sedangkan kakak Kevin, Jonathan, yang tidur di sampingnya dengan
posisi telentang, langsung digorok dari arah kiri ke kanan, hingga
tewas seketika. Tubuh korban Jansen kemudian diangkat dan ditumpuk
Zanuar di atas tubuh adiknya.
"Cara kematian Jansen cukup lambat. Matanya kelihatan sayu," ujar
seorang polisi yang ikut melakukan olah TKP.
Setelah melihat istri dan dua anaknya tewas di satu tempat, Zanuar
seperti kelihatan bingung. Ia turun dari ranjang dan mengitari kamar
yang penuh dengan darah. Itu dikuatkan dengan sesobek kertas koran
yang menempel di kaki kiri Zanuar yang terkena darah.
Setelah membantai tiga nyawa, Zanuar diduga mematikan lampu kamar dan
berusaha bunuh diri di samping kedua anaknya. Di dekat tubuh pelaku
ditemukan tiga pisau. Satu pisau yang bagian depannya lancip, menancap
di perut Zanuar dan dua pisau (pisau daging dan dapur) ditemukan di
dekat Zanuar.
Di sprei dan lantai kamar tercium bau obat pembasmi serangga. Zanuar
kelihatannya berusaha mengakhiri hidupnya dengan cara minum obat
serangga itu. Namun obat itu tidak sampai diminumnya. Bila melihat
kondisi empat mayat, pembunuhan diperkirakan terjadi antara pukul
02.00-03.00 dinihari.
DUGAAN MOTIF
Siapa Zanuar dan apa motifnya melakukan aksi gila ini?
Zanuar adalah seorang karyawan bagian TI (Teknologi Informasi) di
pabrik kopi Kapal Api. Dia adalah sarjana ilmu komputer lulusan STTS
(Sekolah Tinggi Teknik Surabaya).
Di rumah, Zanuar dan istrinya punya bisnis sampingan yang menjanjikan,
yaitu sebagai agen roti `Sari Roti'. Zanuar membawahi sekitar sepuluh
penjaja keliling roti merek terkenal ini. Menurut Widayati, salah satu
pegawai Zanuar, bisnis ini lebih banyak dikelola oleh istri Zanuar.
Pasangan Zanuar-Seniwati dikenal oleh pegawainya sebagai pribadi yang
loman (murah hati). "Bapak itu memang diam orangnya. Tapi kalau ada
karyawannya yang butuh uang, dia tak segan memberi pinjaman," ujar
Benjamin, seorang penjaja roti bawahan Zanuar.
Bahkan, tiap hari ada 8 orang penjaja roti yang menumpang tidur di
rumah Zanuar. Mereka dari Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Itu belum
termasuk satu pembantu rumah tangga, satu baby-sitter, dan satu
pegawai administrasi yang juga tidur di rumah Zanuar.
Berdasarkan keterangan para saksi yang diperiksa, Zanuar memang
terlihat linglung dalam seminggu terakhir. Atasan Zanuar di pabrik
kopi Kapal Api, Go Sonny Gozali, mengatakan dirinya sempat didatangi
Zanuar dua kali dalam seminggu terakhir. Dua kali pula Zanuar mengeluh
bahwa dia sedang punya masalah.
"Tapi saya tanya apa masalahnya, dia tidak mau bicara," ujar Go kepada
penyidik.
Widayati, bawahan Zanuar, mengatakan majikannya memang menunjukkan
keganjilan belakangan ini. "Bapak terlihat murung dan lesu, seperti
orang sakit," kata Widayati.
Seorang petugas kepolisian mengatakan, korban diduga depresi akibat
kalah main valas (valuta asing). Ini diutarakan oleh seorang teman
Zanuar kepada penyidik.
Permainan valas adalah istilah sederhana untuk investasi (biasanya
dalam jangka pendek) di pasar uang. Untung-rugi dalam permainan valas
akan ditentukan oleh pergerakan berbagai mata uang yang jadi rujukan
permainan itu. Jika investor (pemilik dana) tepat memilih mata uang,
dia bisa meraup untung –yang besarnya tergantung pada besarnya dana
investasi yang dia dipertaruhkan. Namun jika nilai mata uang yang
dipilihnya ternyata jatuh, sang investor akan rugi. Tak seperti
jual-beli di pasar sungguhan, permainan (jual-beli) di pasar valas
umumnya dilakukan secara elektronik.
Dikonfirmasi terpisah terkait dugaan motif pembunuhan tersebut, Kasat
Reskrim Polres Surabaya Timur AKP Hartoyo mengakui memang ada saksi
yang mengatakan bahwa pelaku kalah main valas. Polisi telah memeriksa
setidaknya 12 saksi dalam kasus terbunuhnya satu keluarga ini..
Menurut Hartoyo, untuk membuktikan dugaan tentang korban main valas,
pihaknya akan memeriksa laptop milik Zanuar yang ditemukan dalam TKP.
"Laptop ini segera kami periksa. Biasanya orang main valas banyak
menyimpan data di komputernya, " ujar Hartoyo sambil menunjuk laptop
Acer warna hitam milik korban.
Menjelang sore hari, keluarga Sien dari Jember datang ke Polres
Surabaya Timur. Mereka ingin segera membawa pulang jenazah Sien dan
putra-putranya untuk segera dikremasi di Jember.k3/mif
Comments
No response to “Kasus Pembunuhan Satu Keluarga-kalah main forex”
Posting Komentar (Atom)
Post a Comment |
Posting Komentar